BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Fraktur
adalah setiap retak
atau patah pada
tulang yang utuh.
Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma
dimana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak
langsung (Sjamsuhidajat & Jong,
2005). Fraktur lebih
sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun
dan sering berhubungan
dengan olah-raga, pekerjaan, atau
luka yang disebabkan
oleh kecelakaan kendaraan
bermotor. Sedangkan pada orang tua, wanita lebih sering mengalami
fraktur daripada laki-laki yang berhubungan
dengan meningkatnya insiden
osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada
monopouse (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).
Fraktur merupakan ancaman
potensial atau aktual kepada integritas seseorang akan mengalami
gangguan fisiologis maupun psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa
nyeri. Nyeri tersebut
adalah keadaan subjektif
dimana seseorang memperlihatkan ketidak
nyamanan secara verbal
maupun non verbal.
Respon seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi oleh emosi,
tingkat kesadaran, latar belakang budaya,
pengalaman masa lalu
tentang nyeri dan
pengertian nyeri. Nyeri mengganggu
kemampuan seseorang untuk
beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan (Engram,
1999).Menurut (Tanra, 2007
dalam Akbar, 2009),
jumlah penderita mengalami fraktur di
Amerika Serikat sekitar
25 juta orang
pertahun. Dari jumlah
ini, mayoritas mereka masih
menderita nyeri karena
pengelolaannya yang belum adekuat. Pengelolaan
nyeri fraktur, bukan
saja merupakan upaya
mengurangi penderitaan klien, tetapi juga meningkatkan kualitas
hidupnya. Rasa nyeri bisa timbul hampir pada setiap area fraktur. Bila tidak
diatasi dapat menimbulkan efek yang
membahayakan yang akan
mengganggu proses penyembuhan
dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu
penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara
garis besar ada
dua manajemen untuk
mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non
farmakologi. Salah satu cara untuk menurunkan
nyeri pada pasien
fraktur secara non farmakologi
adalah diberikan kompres
dingin pada area nyeri. Perawat harus
yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri
dengan kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman (Potter & Perry, 2005).
Pada
saat peneliti melakukan
studi pendahuluan di
ruang bedah RSUP.
H. Adam Malik Medan
diperoleh data bahwa,
pada bulan Maret
2010 terdapat 8 kasus
yang mengalami fraktur.
Fraktur femur merupakan
kejadian tertinggi. Berdasarkan
observasi peneliti sejumlah
pasien dengan keluhan
utama nyeri sering ditemui terutama pada pasien fraktur.
Informasi yang didapat peneliti dari perawat ruangan pada saat itu, untuk
mengatasi nyeri yang dirasakan oleh pasien diberikan obat analgetik saja dan
tidak pernah diberi kompres dingin oleh perawat untuk mengatasi nyeri yang
dirasakan pasien tersebut. Kompres dingin merupakan salah satu bentuk tindakan
mandiri perawat yang perlu
dipertimbangkan terutama pada
pasien yang mengalami
nyeri fraktur. Berdasarkan kondisi di atas dan
keingintahuan peneliti tentang manfaat kompres dingin, maka peneliti tertarik
untuk meneliti “Efektifitas kompres dingin terhadap penurunan intensitas
nyeri pasien fraktur
di Rindu B
RSUP. H. Adam
Malik Medan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar
belakang dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu “Bagaimana efektifitas
kompres dingin terhadap
penurunan nyeri pasien fraktur di Rindu B RSUP. H. Adam Malik Medan.
3. Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Tujuan
umum penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi efektifitas kompres dingin
terhadap penurunan intensitas
nyeri pasien fraktur
di Rindu B RSUP. H. Adam Malik Medan.
2 Tujuan
Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
a. Mengidentifikasi
perbedaan penurunan intensitas
nyeri fraktur antara sebelum dan
sesudah intervensi kompres
dingin pada kelompok intervensi di Rindu B RSUP. H. Adam
Malik Medan.
b. Mengidentifikasi
perbedaan penurunan intensitas
nyeri fraktur antara sebelum dan
sesudah intervensi pada
kelompok kontrol di
Rindu B RSUP. H. Adam Malik
Medan.c.Mengidentifikasi perbedaan intensitas
nyeri fraktur antara
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Rindu
B RSUP. H.
Adam Malik Medan.
4. Manfaat
Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat
bagi:
1 Praktek
Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
informasi dan masukan dalam memberi
praktek pelayanan keperawatan
yang komprehensif pada
pasien yang mengalami nyeri
fraktur.
2
Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi mahasiswa
nantinya dalam menerapkan
asuhan keperawatan berupa intervensi keperawatan di Rumah Sakit
dalam perawatan nyeri pasien fraktur.
3 Penelitian
Keperawatan
Penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan keterampilan berharga
bagi peneliti, sehingga
dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang
diperoleh untuk penelitian
dimasa mendatang. Selain
itu juga menyediakan informasi
awal untuk penelitian
keperawatan sejenis, khususnya untuk pasien yang mengalami
nyeri fraktur.