BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas dimana banyak
sel berperan terutama sel mast, esonofil, limposit T magropag, neuropil dan sel
epitel. (Slamet Hariadi, dkk 2010) Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermitten, reversible dimana trakea
dan bronchi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu dan penyakit
Asma mempunyai resiko kekambuhan yang tinggi (Alsagaf Hood 2010). Ada beberapa
factor yang dapat menyebabkan pajanan pada
asma bronchial, diantaranya Alergen, tekanan jiwa / stress, lingkungan
kerja ( Hadibroto Iwan, dkk 2010). Sementara menurut Global Initiative For Asma,
(2006) beberapa faktor resiko timbulnya asma
bronkial antara lain: riwayat keluarga, etnis, letak geografi tempat tinggal,
memelihara anjing atau kucing dalam rumah, terpapar asap rokok.
Secara
umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar, factor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor pencetus
adapun faktor resiko pencetus asma bronkial antara lain : Asap Rokok, Tungau
Debu Rumah, Binatang Piaraan, Jenis Makanan, Perabot Rumah Tangga dan Perubahan
Cuaca, Ppdi. (2006)
Who (2006), Dari 300 juta orang menderita asma 225 ribu meninggal di seluruh dunia. diperkirakan akan meningkat 10 %
untuk sepuluh tahun
mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. Prevalensi
asma di seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada dewasa, dan
dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar
50% .Penelitian prevalensi asma di Australia yang didasarkan kepada data atopi atau mengi menunjukkan kenaikan
prevalensi asma akut di daearah lembah
(Belmont) dari 4,4% menjadi 11,9%,
dari daerah perifer yang kering adalah
sebesar 0,5% dari 215 anak dengan bakat atopi sebesar 20,5% dan mengi 2% .
Menurut data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga SKRT (2005) di
berbagai provinsi di
Indonesia, asma menduduki
urutan kelima dari
sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis
kronik dan emfisema. Asma, bronkitis
kronik, dan emfisema sebagai
penyebab kematian (mortalitas)
keempat di Indonesia atau
sebesar 5,6%. Dilaporkan
prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1.000 penduduk Ppdi, (2006).
Di Sembilan provinsi yang
mempunyai prevalensi Penyakit Asma diatas prevalensi nasional, antara lain
Nanggroe Aceh Darussalam di urutan pertama, diikuti oleh Jawa Barat, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Papua Barat. Penelitian multisenter di
beberapa pusat pendidikan di Indonesia mengenai prevalensi asma pada anak usia
13-14 tahun menghasilkan angka prevalensi di Palembang 7,4%; di Jakarta 5,7%;
dan di Bandung 6,7%. Sidhartani di
Semarang meneliti 632 anak usia 12-16 tahun dengan menggunakan kuesioner International
Study of Asthma and Allergy in Children (ISAAC) dan pengukuran Peak
Flow Meter (PFM) menemukan prevalensi asma 6,2%. (Rikesdas, 2007)
Sedangkan Di RSUD Karawang pada tahun 2011 terdapat 360
pasien dengan asma yang berobat jalan di
pili klinik paru RSUD Karawang, tahun 2012 meningkat menjadi 486 pasien dengan
asma yang berobat jalan di pili klinik paru RSUD Karawang. Dari 15 responden
yang di identifikasi penyebab dari asma yang di alaminya adalah, Asap rokok 63
% , Lingkungan kerja 15 % dan perubahan cuaca 32 %. Berdasarkan
Fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Faktor - faktor yang
berhubungan dengan penyebab terjadinya asma bronchial di poli klinik paru RSUD
Karawang tahun 2013”
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
uraian dari latar belakang di atas terlihat peningkatan prevelensi kejadian
asma bronchial di seluruh dunia yang cukup tinggi setiap tahunnya dan
berdasarkan suvey singkat yang dilakukan oleh peneliti didapatkan penyebab
terbanyak kejadian asma bronchial pada pasien rawat jalan di poli paru RSUD
Karawang adalah asap rokok, Lingkungan kerja, dan perubahan cuaca. Sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyebab asma bronchial di poli klinik paru RSUD
karawang.
C.
Tujuan penelitian
1.
Tujuan umum
a)
Diketahui factor-faktor yang
berhubungan dengan penyebab terjadinya asma bronchial pada pasien asma
bronchial di poli klinik paru RSUD Karawang tahun 2013.
2.
Tujuan Khusus
a)
Diketahui gambaran
distribusi frekuensi dan demografi dari pasien asma bronchial di poli klinik
paru RSUD karawang tahun 2013.
b)
Diketahui hubungan paparan
asap rokok dengan penyebab terjadinya asma bronchial pada pasien asma bronchial
di RSUD Karawang tahun 2013.
c)
Diketahui hubungan
lingkungan kerja dengan penyebab terjadinya asma bronchial pada pasien asma
bronchial di RSUD Karawang tahun 2013.
d)
Diketahui hubungan perubahan
cuaca dengan penyebab terjadinya asma bronchial pada pasien asma bronchial di
RSUD Karawang tahun 2013.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Pendidikan
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmu pengetahuan tentang factor-faktor
yang dapat menyebabkan penyakit asma
2.
Pelayanan kesehatan
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan dalam
promosi kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama asuhan
keperawatan yang cepat dan tepat.
3.
Peneliti
Diharapkan sebagai langkah awal
penelitian berikutnya untuk penelitian sejenis yaitu faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian asma bronchial sehingga dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan praktek keperawatan yang akan datang.
UNTUK BAB SELANJUTNYA BISA HUBUNGI : 081906696499
Tidak ada komentar:
Posting Komentar